Kulirik
waktu yang berlalu pergi
Pagi
….hampir tiba
Namun
mata ini semakin tak bisa untuk terpejam
Bayang-bayang
pagi hampir datang tetapi diri ini masih ditepian pembaringan
Menatap
langit-langit penuh harap
Menyatu
dalam angan terbawa hampa
Oh
hidup mengapa harus seperti ini
Sampai
kapan ?
Tanya
yang hadir disela lamunan
Berharap
dimasa ini akhir dari perjalanan panjang
Sebuah
harapan dan cita-cita yang telah ada sejak dahulu
Aneh
dan aneh harusnya mereka sadar tanah ini sudah bebas
Harus
mereka mengakui, ini hak kami!
Menentukan
arah dan pilihan jalan kami.
Namun
mereka buas, membantai tanpa ampun
Tak
harus gunakan senjata untuk meredam suara kebebasan
Nyawa-nyawa
telah hilang, tinggallah duka cerita untuk generasi
Jiwa-jiwa
pergi mendahului panggilan sang khalik
Mungkin
aku juga ada diantara antrian kematian karena perjuangan
Ataukah
?
Ah
aku tak mampu membayangkan………………
Inilah
jalan perjuangan, inilah takdir, hidup
dan mati ada ditangan Tuhan
Tetapi
manusia telah melebihi kuasa Tuhan untuk menghabisi nyawa yang lain
Pekikan
kemerdekaan tak lagi lantang karena tertekan
Idiologi
terasa hampa walau tak mati
Lekaslah
pergi kau yang menjajah, kau memagari kami dengan kekuatanmu
Sadarlah
dan sadarlah aka nada balasan untukmu, disaat kau tak lagi mampu
Disaat
kau tak kuat melawan arus kebangkitan kaum tertindas
Saat
suara-suara yang tertekan menyatu menggetarkan jagat,
saat
dimana tak ada lagi pagar yang dapat menahan gejolak amarah yang akan
menyingkirkan engkau.
Perlahan
namun pasti, kebenaran sejarah itu akan terungkap.
Kebebasan
ada di tangan rakyat.
ku akhiri yang terlintas sampai tersalur dilembaran ini.
Free
West Papua.
PhaulHeger @Maguwo
14
Juli 2012
Masukan Coment Anda :